Bangun Kolaborasi Antar Daerah untuk Kendalikan Inflasi melalui Business Matching di Beltim

BangkaPostNews
6 Nov 2025 09:36
5 minutes reading

BangkaPost.News | ArtaSariMediaGroup ~ Pengendalian inflasi di tingkat daerah membutuhkan lebih dari sekadar kebijakan makroekonomi dari pemerintah pusat. Sinergi antar daerah, sektor ekonomi, serta pihak-pihak terkait lainnya menjadi kunci penting dalam menciptakan kestabilan harga dan ketersediaan pasokan yang memadai.

Salah satu langkah konkret yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung Timur (Beltim) untuk mewujudkan hal ini adalah dengan menggelar kegiatan Business Matching, yang berlangsung beberapa waktu lalu di Hotel Sheraton, Belitung.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari High Level Meeting (HLM) yang diselenggarakan sehari sebelumnya, yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Kabupaten Beltim, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bekasi, hingga Kabupaten Bogor.

Melalui forum ini, sejumlah pihak dari berbagai daerah saling berinteraksi dan berkolaborasi untuk menemukan solusi konkrit dalam mengendalikan inflasi serta memperkuat ketahanan ekonomi daerah masing-masing.

Peluang Kerja Sama Antar Daerah

Business Matching ini bukan sekadar ajang pertemuan biasa. Lebih dari itu, ini adalah platform yang dirancang untuk membuka peluang kemitraan dan memperluas jejaring distribusi antara produsen dan konsumen, baik di tingkat kabupaten maupun antar daerah.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk memetakan potensi komoditas unggulan yang dapat dikembangkan bersama, serta menggali peluang kerja sama ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Beltim, Khairil Anwar, mengapresiasi partisipasi dan dukungan yang diberikan oleh seluruh pihak yang terlibat. Menurutnya, forum ini merupakan langkah strategis dalam upaya menekan inflasi, khususnya melalui sinergi antar daerah terkait pasokan barang dan komoditas.

See also  AS Umumkan Kasus Pertama Varian Omicron: Gejala Ringan, Sudah Terima 2 Dosis

“Kegiatan Business Matching ini merupakan tindak lanjut nyata dari strategi pengendalian inflasi daerah melalui implementasi kerja sama antar daerah dalam semangat memperkuat empat pilar strategi 4K: Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif,” ujar Khairil.

Lebih lanjut, Khairil berharap melalui forum ini dapat terbangun jejaring dagang yang lebih kuat antara produsen dan konsumen dari berbagai daerah, serta membuka peluang investasi yang lebih luas.

“Kami percaya, pengendalian inflasi bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga memerlukan peran aktif dari dunia usaha, perbankan, dan masyarakat,” tambah Khairil.

Kolaborasi Bisnis yang Berkelanjutan

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Babel, Farid Tamsil, turut menekankan bahwa kegiatan Business Matching ini merupakan langkah nyata yang hasilnya diharapkan bisa segera terlihat dalam bentuk kerja sama yang berkelanjutan antara daerah penghasil dan daerah kebutuhan.

“Pada hari pertama HLM TPID kita membahas arah kebijakan dan potensi kerja sama antarwilayah, dan pada hari ini kita fokus pada aksi nyata yang menghubungkan produsen dan konsumen.

Kami berharap kegiatan ini akan membantu masing-masing daerah untuk mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dikerjasamakan terkait pasokan atau produk yang defisit di daerah mereka,” jelas Farid.

Dalam hal ini, Bank Indonesia melihat forum Business Matching sebagai bagian penting dari strategi supply chain integration antarwilayah. Dengan dukungan digitalisasi dan data yang akurat, Farid menjelaskan, rantai pasok yang lebih efisien dapat tercipta.

Selain itu, hal ini diharapkan dapat meminimalkan biaya distribusi, menciptakan nilai tambah ekonomi, dan memperkuat ketahanan ekonomi daerah.

Komoditas Unggulan yang Diperkenalkan

Salah satu aspek yang menarik dari kegiatan ini adalah presentasi komoditas unggulan yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Kabupaten Beltim, misalnya, memanfaatkan kesempatan ini untuk memaparkan potensi besar dari komoditas perikanan dan kelautan, termasuk minyak goreng dan hasil laut lainnya.

See also  PA 212 soal Polisi Halangi Massa di Patung Kuda: Semoga Aparat Punya Hati Nurani

Komoditas-komoditas ini dianggap memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut, baik dalam skala lokal maupun nasional.

Selain Beltim, kabupaten-kabupaten lain juga turut memamerkan produk-produk unggulannya, mulai dari hasil pertanian, perikanan, peternakan, hingga produk olahan UMKM.

Hal ini memberikan gambaran nyata tentang kekayaan potensi sumber daya yang dimiliki oleh setiap daerah, dan menunjukkan bahwa kerja sama antar daerah dapat membuka peluang ekonomi yang lebih besar dan lebih merata.

Mengurangi Ketergantungan Impor dan Meningkatkan Kemandirian Daerah

Sebagai langkah yang lebih jauh, tujuan utama dari Business Matching ini adalah untuk memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi di setiap daerah. Dengan adanya kolaborasi antar daerah, ketergantungan pada impor dapat dikurangi, sementara kemandirian ekonomi daerah bisa semakin terwujud.

Dengan memetakan komoditas yang dibutuhkan dan diproduksi antar daerah, distribusi barang dapat menjadi lebih efisien, dan harga barang dapat lebih terjangkau untuk masyarakat.

Tantangan dan Harapan Ke Depan

Tentunya, tantangan terbesar dalam pengendalian inflasi melalui kerja sama antar daerah adalah menciptakan sistem distribusi yang tidak hanya efisien, tetapi juga adil. Faktor geografis yang berbeda-beda antar daerah, serta infrastruktur yang belum merata, menjadi hambatan yang perlu diatasi bersama.

Oleh karena itu, inisiatif seperti Business Matching ini harus diikuti dengan tindakan nyata untuk meningkatkan konektivitas antar daerah, serta memperkuat infrastruktur dan teknologi yang mendukungnya.

Ke depan, melalui kolaborasi yang lebih intensif antara pemerintah, sektor swasta, perbankan, dan masyarakat, pengendalian inflasi di daerah-daerah seperti Beltim akan semakin efektif.

Tak hanya itu, langkah ini juga dapat menjadi model bagi daerah lainnya dalam upaya menciptakan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan lebih stabil.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Wakil Bupati Khairil Anwar, “Kami percaya, kolaborasi ini akan membawa dampak positif, tidak hanya bagi pengendalian inflasi, tetapi juga bagi pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh daerah.” | BangkaPost.News | */Redaksi | *** |

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x
x