Ketertinggalan Infrastruktur ; Menantang Masa Depan Anak Bangsa

BangkaPostNews
6 Nov 2025 07:07
4 minutes reading

BangkaPost.News | ArtaSariMediaGroup ~ Di balik semangat belajar yang tinggi, para siswa di Pulau Ketapang, Belitung Timur (Beltim), harus menghadapi kenyataan pahit : gedung sekolah yang sudah tak layak huni.

Meski proses belajar-mengajar masih berjalan, fasilitas yang ada jauh dari standar kenyamanan dan keamanan. Ini menjadi tantangan besar bagi pemerataan pendidikan di daerah kepulauan yang sulit dijangkau tersebut.

Bupati Beltim, Kamarudin Muten, dan Wakil Bupati Khairil Anwar, baru-baru ini mengungkapkan keprihatinan mendalam atas kondisi tersebut.

Pada sebuah kesempatan bertemu dengan warga Pulau Ketapang, mereka menegaskan bahwa meskipun keterbatasan fisik tak bisa disangkal, anak-anak di pulau itu tetap memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak-anak di daratan.

“Anak-anak di Pulau Ketapang berhak atas ruang belajar yang layak, sama seperti anak-anak di daratan. Kita tidak boleh membiarkan mereka tertinggal hanya karena posisi geografis,” ujar Bupati Kamarudin dalam dialog dengan warga setempat pada Selasa, 28 Oktober 2023 lalu.

Lebih lanjut, Bupati Kamarudin menyampaikan komitmennya untuk menyelesaikan permasalahan ini secara bertahap.

Ia menekankan bahwa langkah pertama adalah melakukan pendataan yang akurat, dilanjutkan dengan perencanaan dan pengerjaan perbaikan fasilitas sekolah.

“Saya tidak mau hanya datang melihat. Kita data, kita rencanakan, lalu kita kerjakan bertahap. Kalau guru kurang, kita tambah. Kalau ada anak pulau ini kelak ingin jadi guru, kita bantu sampai bisa kembali mengajar di sini,” tambahnya.

Kondisi Fasilitas yang Memprihatinkan

Sejumlah warga dan guru setempat mengungkapkan bahwa meskipun kegiatan belajar tetap berjalan setiap hari, kondisi bangunan sekolah sudah sangat memprihatinkan.

See also  Opini | Menggugat Perlindungan Perempuan Minang ; Ketika Tanah & Adat Kehilangan Makna

Mansur, Kepala Sekolah SD Pulau Ketapang, menjelaskan bahwa sekolah yang ada saat ini sudah jauh dari standar kelayakan.

Dinding dan atap yang bocor, jendela yang rusak, serta fasilitas toilet yang tidak memadai, adalah beberapa dari sekian banyak masalah yang harus dihadapi setiap hari.

Namun, meskipun kondisi tersebut, semangat para guru dan siswa tidak luntur. “Anak-anak tetap semangat belajar meskipun dengan segala keterbatasan. Namun, kami sangat berharap ada perhatian serius dari pemerintah untuk memperbaiki kondisi gedung sekolah ini.

Bagaimanapun, sekolah adalah tempat di mana anak-anak memupuk mimpi dan harapan mereka,” ujar Mansur, Kepala Sekolah SD Pulau Ketapang.

Tantangan Geografis yang Memperburuk Situasi

Pulau Ketapang, yang terletak di kawasan Belitung Timur, memang memiliki tantangan geografis yang besar.

Sebagai daerah kepulauan, akses menuju Pulau Ketapang tidak semudah daerah lain di daratan. Namun, tantangan geografis ini tidak seharusnya menjadi penghalang bagi pendidikan yang layak.

Pemerintah setempat di bawah kepemimpinan Kamarudin Muten dan Khairil Anwar berkomitmen untuk mengatasi masalah ini dengan pendekatan yang lebih inklusif dan terencana.

Namun, tantangan besar yang dihadapi bukan hanya terkait infrastruktur fisik, tetapi juga masalah kekurangan tenaga pengajar. Meski upaya untuk menambah jumlah guru terus dilakukan, masih banyak kekurangan tenaga pendidik yang tersebar di wilayah terpencil seperti Pulau Ketapang.

Bupati Kamarudin menekankan bahwa hal ini akan menjadi prioritas untuk dipenuhi dalam waktu dekat, dengan harapan agar lebih banyak anak-anak pulau ini yang kelak bisa kembali mengajar di tempat mereka sendiri.

Pemerataan Pendidikan untuk Semua

Isu pemerataan pendidikan di wilayah terpencil seperti Pulau Ketapang bukanlah hal baru. Seringkali, keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia membuat anak-anak di daerah tersebut harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

See also  Speedboat Bawa 23 Migran Tenggelam di Pantai Kuba, 2 Orang Tewas

Tidak jarang, mereka tertinggal jauh dari teman-teman mereka yang berada di kota besar, baik dalam hal fasilitas, materi pelajaran, hingga kualitas pengajaran.

Namun, semangat untuk berubah dan berkembang tetap ada.

Melalui dialog terbuka antara pemerintah daerah dan masyarakat, serta perhatian lebih terhadap fasilitas pendidikan, Bupati Kamarudin dan Wakil Bupati Khairil Anwar bertekad untuk mengurangi ketimpangan ini.

Bupati Kamarudin menutup dialog dengan harapan besar: “Kami tidak ingin ada anak-anak yang tertinggal.

Pendidikan adalah hak semua anak, tanpa terkecuali, apalagi jika mereka tinggal di pulau yang jauh dari pusat kota.

Mereka juga berhak mengejar mimpi, berhak mendapat pendidikan yang baik.”

Pernyataan ini bukan hanya mencerminkan komitmen pribadi para pemimpin daerah, tetapi juga menjadi panggilan untuk semua pihak agar lebih memperhatikan dan memberi solusi nyata terhadap kesenjangan pendidikan yang masih ada di banyak wilayah Indonesia, khususnya di daerah-daerah terpencil seperti Pulau Ketapang. | BangkaPost

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

x
x