Kerja Sama Strategis, Raja Yordania & Danantara di Proyek Infrastruktur dan Energi

BangkaPost.News | ArtaSariMediaGroup ~ Pada Sabtu, 15 November 2025, sebuah pertemuan penting berlangsung di Hotel St. Regis Jakarta yang mempertemukan Raja Yordania, Abdullah II ibn Al Hussein, dengan Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Perkasa Roeslani.

Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan tersebut menambah dimensi strategis dari diskusi yang berlangsung. Dalam kesempatan ini, Raja Abdullah II mengajak Danantara untuk berinvestasi dalam sejumlah proyek besar di Yordania, yang tidak hanya akan memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Yordania.

Read Also

Speedboat Bawa 23 Migran Tenggelam di Pantai Kuba, 2 Orang Tewas

12 Dec 2021

Proyek Inovatif dengan Potensi Investasi Besar

Dalam pertemuan yang penuh dengan potensi ini, Raja Abdullah II memaparkan tiga proyek utama yang diharapkan dapat menjadi fokus bagi Danantara. Total investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai US$1,3 miliar (sekitar Rp21,7 triliun dengan kurs Rp16.700). Di antara proyek-proyek yang ditawarkan, dua di antaranya langsung menarik perhatian : pipanisasi gas dan pembangunan jalan tol.

Proyek pipanisasi gas, dengan nilai investasi sekitar US$1 miliar, akan menciptakan infrastruktur vital yang mendukung distribusi energi di kawasan Timur Tengah. Sementara itu, proyek pembangunan jalan tol senilai US$300 juta akan mempercepat konektivitas antar wilayah, memperkuat sektor logistik, dan memacu pertumbuhan ekonomi Yordania.

Read Also

Pemkab Beltim Apresiasi Senkom Mitra Polri dalam Memperkuat Kamtibmas

02 Nov 2025

Rosan Perkasa Roeslani, CEO Danantara, menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik tawaran investasi tersebut dan akan segera melakukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan kelayakan proyek-proyek tersebut. “Kami akan mengirimkan tim untuk mengecek langsung kondisi dan potensi proyek-proyek ini di lapangan,” ujar Rosan.

Evaluasi dan Tindak Lanjut

Tindak lanjut dari pertemuan ini sangat konkret. Danantara akan melakukan evaluasi mendalam terhadap tiga bidang yang diajukan : pipanisasi gas, jalan tol, dan logistik. Salah satu langkah pertama adalah mengirimkan tim ke Yordania pada bulan Desember 2025 untuk memverifikasi detail proyek-proyek tersebut.

Rosan menekankan pentingnya memastikan bahwa proyek-proyek ini sejalan dengan target return on investment (ROI) yang diinginkan oleh Danantara. “Kami akan terus memonitor dan mengevaluasi peluang investasi ini, sambil memastikan bahwa semuanya dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi kami dan mitra kami di Yordania,” tuturnya.

Kerja Sama yang Lebih Dalam dalam Industri Fosfat

Selain dua proyek infrastruktur utama, Rosan juga mengungkapkan bahwa Indonesia dan Yordania tengah menjajaki potensi kerja sama lebih lanjut dalam produksi fosfat. Fosfat merupakan bahan baku utama dalam produksi pupuk, yang memiliki peran penting dalam sektor pertanian.

Yordania, yang memiliki cadangan fosfat besar, telah menjadi mitra strategis bagi Indonesia, yang melalui perusahaan PT Petrokimia Gresik, telah membangun pabrik fosfat di Gresik, Jawa Timur.

Kerja sama tersebut telah berlangsung sejak tahun 2010 dengan nilai sekitar US$250 juta, dan telah memberikan keuntungan sekitar US$20 juta bagi Indonesia. Kini, kedua negara tengah merencanakan perluasan kerja sama dalam bidang fosfat dan juga potash, sebuah mineral penting untuk produksi pupuk.

Rosan mengungkapkan, “Kerja sama dengan Yordania di bidang fosfat sudah berjalan cukup lama, dan kami ingin mengembangkan lebih jauh lagi. Kami sedang menjajaki apakah kita perlu memperbesar kapasitas produksi atau bahkan membangun fasilitas baru.”

Potensi Ekspansi Bisnis dengan B2B Skema

Peluang bisnis ini tidak hanya terbatas pada investasi langsung, tetapi juga membuka ruang untuk kerja sama Business to Business (B2B) antara perusahaan Indonesia dan Yordania.

Skema ini memberikan fleksibilitas bagi berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam berbagai sektor, termasuk infrastruktur, energi, dan industri pertambangan.

Dalam hal ini, Danantara sebagai lembaga pengelola investasi, berperan penting dalam memfasilitasi ekspansi proyek-proyek ini. Dengan pengalaman dan kapasitas investasi yang dimiliki, Danantara dapat menjadi penghubung antara sektor swasta Indonesia dan peluang investasi di Yordania.

“Danantara memiliki target return yang jelas, dan kami percaya bahwa proyek-proyek ini memiliki potensi besar untuk memberikan hasil yang menguntungkan bagi semua pihak,” jelas Rosan, menambahkan bahwa Danantara akan terus memantau perkembangan proyek dan bekerja sama dengan mitra lokal dan internasional.

Prospek yang Menjanjikan

Kunjungan Raja Abdullah II ke Indonesia dan ajakan investasi ini menggambarkan semakin eratnya hubungan antara Indonesia dan Yordania. Proyek infrastruktur yang diajukan bukan hanya sekedar investasi, tetapi juga simbol kemajuan ekonomi yang saling menguntungkan.

Bagi Indonesia, ini adalah peluang untuk memperkuat posisi di pasar Timur Tengah, sekaligus membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berkembang di luar negeri.

Secara keseluruhan, kerja sama ini bisa menjadi model bagi kolaborasi internasional yang mengutamakan sinergi sektor publik dan swasta dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Proyek-proyek ini dapat memberikan manfaat jangka panjang, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun geopolitik.

Dengan demikian, ajakan Raja Abdullah II untuk berinvestasi di Yordania membawa angin segar bagi dunia investasi Indonesia. Bagi Danantara, ini adalah kesempatan untuk tidak hanya memperluas portofolio investasi, tetapi juga berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur global yang semakin kompleks dan saling terhubung. | BangkaPost.News | */Redaksi | *** |